Nggak Ada Pernikahan yang Sesempurna Kisah Cinderella

62 komentar


Nggak Ada Pernikahan yang Sesempurna Kisah Cinderella - Menikah adalah impian setiap perempuan, Apalagi kalau dapetnya suami yang ganteng, kaya, humoris, setia, baik hati, sayang keluarga dan romantis. Pokoknya paket komplit gitu deh. Tapi nyari prince charming model begitu, di mana dong? Ayok cariin, biar aku cepetan nikah #Eh lirik yang masih single fisabillilah. Emang punya suami model prince charming begitu, hidupnya bakalan bahagia? Kalau dalam cerita dongeng sih iya, endingnya selalu membahagiakan. Tapi tetep dong berprasangka yang baik, karena pasangan yang baik untuk orang-orang yang baik pula.  





Saya jadi kepengen membahas soal pernikahan, yang bikin pernikahan bisa bahagia sebenarnya bukan hanya cinta. Karena perasaan cinta bisa kadaluarsa,  yang dibutuhkan adalah saling pengertian. Memahami satu sama lain, dan menjaga komunikasi. Karena komunikasi termasuk salah satu hal, yang bisa melanggengkan sebuah pernikahan.

Semenjak menikah,  saya tidak pernah leluasa dalam melakukan segala hal. Kalau tinggal berdua sama suami sih enak, tapi saya harus tinggal bersama mertua yang sudah renta keduanya. Akhir-akhir ini pula dimaraknya pandemi corona datang, emak dan bapak jatuh sakit bersamaan. Emak yang struk ringan, beberapa kali jatuh dan menyebabkan ia tidak bisa jalan. Sementara bapak terkena paku nieng (berkarat), akhirnya tetanus tangannya bengkak besar. Saya dan mas suami berdua yang ngurusin di puskesmas, akhirnya emak harus rawat inap ke rumah sakit. Sementara bapak bisa pulang, tinggal kontrol dua sekali, setelah operasi ringan.



Suami memiliki tiga kakak perempuan, yang namanya anak perempuan pastinya ikut suami ya kan kalau sudah menikah? Maklum masih di desa, tapi sebenarnya nggak sepenuhnya istri harus ikut suami. Beberapa teman saya suaminya ikut istrinya, begitupun adik saya. Tapi karena suami anak laki-laki yang terakhir, jadilah tonggak tanggungjawab beralih kepadanya dan saya sebagai istri harus mendampinginya. Meski awalnya berontak, karena saya pun juga punya orangtua yang harus dijaga. Ketiga anak perempuannya datang kalau Emak lagi sakit doang, kalaupun datang bisa dihitung dengan itungan jari dalam setahun.


Ujian Kesabaran untuk Naik Level

           
            Suatu waktu saya dikejutkan oleh pesan WhatsApp yang masuk dari bulik suami, adik dari ibunya beda ibu. Bagi saya tulisan itu sangat menyayat hati.

            “Kamu setelah menikah jadi berbeda, sudah nggak peduli keluarga!”

            Semenjak saat itu saya selalu berhati-hati dengannya, karena rumahnya pun hanya berjarak satu langkah. Jadi ramah tamah yang selalu di keluarkan setiap harinya itu tipuan? Ehehe ... tapi saya  tetap berprasangka baik saja. Kegiatan saya di luar rumah tersebut ya untuk meliput sebuah acara, kalau nggak ada tugas liputan ya saya diam di rumah nggak kemana-mana. Mungkin dia nggak tau saja, akhirya berkata demikian. Pada saat kami harus membawa emak ke puskesmas, ternyata emak nggak bisa bonceng karena badannya lemes dan tubuh emak itu gemuk. Jadi pilihan lainnya adalah dengna naik mobil, sementara yang sering wara-wiri pesen mobil ya sebelah rumahnya itu, tidak lain ya saudaranya sendiri eh .. tapi pas lihat kita kesusahan anaknya Cuma melihat aja. Ngasi solusi tapi bukan solusi, akhirnya kami pilih naik becak. Yang serharusnya becak itu nggak bisa, karena jaraknya lumayan jauh. Andai ojol sudah masuk di desa suami, kami pasti sudah menggunakannya.





            Hati saya kembali teriris, saudara bukan sih? Pas doi sakit ya yang jagain mas suami, apa-apa kalu butuh bantuan teriak manggil suami. Percaya nggak percaya, mas suami itu seakan kepala rumah tangga tiga keluarga. Keluarga saya, keluarga buliknya, keluarga anaknya buliknya, dan juga kepala keluarga orangtuanya ehehe ... empat dong ya? Saya menggengam tangan emak erat di atas becak, seakan menguatkan kita akan baik-baik saja emak. Emak pasti bisa jalan lagi, bisa sembuh dan sehat lagi. Untungnya kok ada masker gitu lho, dan saya memakai kaca mata. Mata saya yang berkabut, jadi terselamatkan nggak diketahui orang. Naik becak, dengan tangis yang berderai membasahi pipi. Masker yang saya pakai untunglah menutupi ingus yang berkali-kali jatuh, ehehe ... maap. Saya juga manusia, yang nggak sempurna.

            Sepanjang pandemi corona, seminggu Emak rawat inap. Kami harus bolak-balik rumah sakit yang jaraknya sejaman dari rumah, untunglah Mbaknya pada sadar kalau emaknya sakit. Terus butuh bantuan untuk gantian jaga, dan sepulang jaga kami harus melanjutkan menjahit orderan masker yang masuk. Allhamdulillah kami punya usaha kecil-kecilan, bikin craft. Pemasukan kami dapatkan dari sana, selain menulis. Di rumah juga ada warung kecil-kecilan yang butuh suplay dana juga, ternyata hidup itu penuh perjuangan. Sampai di sini, ternyata ujian datang itu ibarat kawan. Ujian satu hilang, datang yang lainnya untuk membuat seseorang semakin kuat menghadang apapun yang ada di depan sana.




            Rumah sakit yang harusnya dijauhi, jalanan yang harusnya tidak dilewati, dan keputusan bijak dari pemerintah #DiRumahAja hanya angan semata. Balik dari rumah sakit, kami mandi, mengganti baju, melakukan pembersihan diri. Sebentar-sebentar kami menggunakan handsanitiser dan cuci tangan, karena untuk melindungi diri. Was-was dan cemas iya, tapi mau bagaimana lagi? Ada yang sakit dan harus dirawat kan? Tapi Alhamdulillahnya, kami selalu positif. InsyaAllah, kita dilindungi-Nya, hati saya mengatakan demikian.

          
            Emak yang nggak bisa jalan harus dibopong agar bisa ke toilet, kadang belum sampai toilet sudah tercecer duluan. Ya urin, ya tinja, dan kami harus membersihkannya. Ya iyalah siapa lagi? Kadang ada rasa jijik, dan suami yang membantu membersihkannya. Tapi beberapa teman saya bilang, “Kamu beruntung bisa merawat orang tua.” “Kamu beruntung diberikan amanah orangtua untuk dijaga, itung-itung belajar ngerawat orang sakit.” Dan ibu juga berkata, “Yang sabar ya Wuk, ujianmu. Seperti halnya anak adalah rejeki dan amanah untuk orangtua. Demikian halnya mertua.” #DengarkanHatimu dan hati kecil saya selalu merasa nggak tega, melihat Emak demikian. Emak yang sesekali nangis, karena nggak bisa jalan, bikin repot orang dan lain sebagainya. Kami sama-sama terluka, tapi bedanya yang sakit bukan di badan tapi di hati.





Terimakasih Emak, telah membesarkan suami yang sabar, penyayang dan pengertian. Jika bukan atas didikanmu, dan kasih sayangmu dia tidak menjadi demikian. Sebulan sudah pertahanan saya oleng, saya merasa ritme hidup berubah, semua yang saya lakukan berbeda. Untuk mengerjakan tulisan pesanan, pun butuh waktu yang agak lama.


Melakukan Perawatan #DiRumahAja


            Jujur saya bukanlan menantu yang sempurna, saya sedang belajar untuk menjadi pasangan yang bisa membahagiakannya dan juga ingin belajar  menjadi ibu yang baik untuk anak-anak nantinya. Pikiran negative selalu saya buang, sejauh-jauhnya. Karena otak harus dibiasakan untuk diberi nutrisi, dengan energi yang positif.

Pepatah bilang, “Change  your word will change your world”, (mengubah kata akan mengubah dunia). Saya belajar untuk merubah kata, menjaga orang tua itu sulit menjadi (tidak mudah). Saya mengganti kata merawat orang tua itu berat menjadi (tidak ringan) dan lain sebagainya. Manusia kadang meletakan fokus kepada hal-hal yang tidak disenangi, seperti sulit, berat, gagal, benci yang pada akhirnya kata tersebut menjadi nasib kita. Tapi kebalikannya, hanya mengubah kata kita bisa mengubah pikiran bahkan dunia. Tinggal belajar untuk mendisplinkan diri, berkata-kata yang baik. Selain berpikiran positif apa lagi yang saya lakukan sih?






Saya merawat diri saya untuk selalu bersih. Kegiatan #DiRumahAja tidak lantas membuat saya malas, saya mandi setiap pagi pukul 07.00WIB. Mandi dengan sabun wangi, dengan Sampo yang juga memiliki nutrisi untuk kulit. Apalagi akhir-akhir ini rambut saya mengalami kerontokan yang parah, akibat stress dan terlalu berpikir kemana-mana. Saatnya
menjadi pribadi yang luar biasa, sekalipun cobaan terus menerpa.

            Memilih sampo memang tidak bisa sembarangan, saya memercayakan pilihan kepada Emeron Hijab Clean & fresh yang mengandung Tea Tree Oil&mint. Ditambah dengan teknologi Jepang Active Provit Amino, yang memberikan kesegaran untuk rambut agar terhindar dari bau yang apek. Apalagi untuk wanita berhijab macam saya, keadaan rambut yang tertutup mudah mengalami masalah akan rambut, dari keringetan, kepanasan,  yang akhirnya membuat kulit kepala jadi gatal, lepek, berbau dan akhrinya helai perhelai rontok setiap harinya. Bisa botak kalau benar-benar tidak dirawat dengan baik. Terlebih untuk wanita rambut adalah mahkota.



            Setelah mengaplikasikannya pada rambut, menggunakan Emeron Hijab Clean & fresh ini rasanya segar. Kulit kepala saya merasakan dingin dari mint, dan lembut ketika diusap ke ujung rambut. Untuk wanginya? Hmm ... wanginya awet. Sehabis kramas pun masih wangi, sampai beberapa hari. Beberapa kali mas suami kepo, saya memakai sampo apa kok tumben wanginya tahan lama. #Ea ...



           Nah, semoga kisah saya dapat menginspirasi teman-teman yang mau menikah, untuk memersiapkan diri jadi calon istri. Tidak hanya persiapan lahir dan batin saja, tetapi juga mental dalam menyikapi segala permasalahan dalam kehidupan berumah tangga. Banyak masalah tidak mengapa, haqqul yakin setiap masalah memiliki solusinya. Mari belajar jadi pribadi yang pandai bersyukur, atas segala keadaan yang menimpa. Selalu positif tinngking karena hidup sejatinya menyenangkan. Salam!




Related Posts

62 komentar

  1. Semoga bapak dan emak lekas sembuh, memang kesehatan paling penting. menjaga kesehatan dari hal terkecil mulai dari rambut hingga kaki.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih doa-doa baiknya, kamu juga ya Jix. Nggak pernah ketok sehat sellau ya!

      Hapus
  2. pernikahan itu lifetime learning ya mak, pasti ada roller coaster feelingnya, tinggal gimana kitanya aja ngikutin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mba, semoga bisa banyak belajar di sini aamiin
      semangat

      Hapus
  3. Huaaaah, aku belajar banyak nih dari pengalamannya, Mba.
    Percayalah, balasan atas setiap kesabaran akan setimpal kok
    Semoga Allah senantiasa berkahi, dampingi dan selalu diberi rezeki ya,Mba.

    Rajin rajin keramas aja, Mba. Biar rambut fresh dan wangi, pusing pusing go away! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat mba saling belajar. Amiin ya Allah mba juga doa kebaikan yang sama untukmu
      Solusi stress dan pusing rajin keramas og ya mba

      Hapus
  4. Namanya kehidupan berumah tangga, pasti kadang ada aja saudara yang suka ikutan usil ya. Btw aku senang loh sama masker kain buatanmu, selalu jadi andalan kalau keluar rumah. Nah, kalau habis dari luar tuh aku kebiasaan sekarang langsung mandi lagi dan biasanya keramas juga jadi sehari 2x kalau pas keluar rumah. Ini baru sadar kalau Emeron sekarang ada yang untuk berhijab juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih banget ya Chie, udah dilarisin. Barokallah sehat selalu sekeluarga ya
      Emagn nih kalo sumpek aku pilih mandi biar sgeran ehehe dan sampo emeron membantu banget

      Hapus
  5. Semoga selalu diberi kesabaran dan keikhlasan menjalankannya ya Nyi... Tenanggg Gusti Allah mboten sare.. semua pasti ada hikmahnya... semangaattt...

    BalasHapus
  6. Ya Allah mbak, saya nangis baca kisahnya. Tetap sabar dan semangat merawat mertua ya mbak, sabar ngadepin omongan saudara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap mba, harus kembali bersemangat setelah down hehehe

      Hapus
  7. Ya begitulah pernikahan. Suka banyak warnanya. Insya Allah bisa menghadapi semua rintangan yang ada :)

    BalasHapus
  8. iyaa.. sekarang aku pun mengurusi nenek yang udah makin sepuh. mohon doanya agar semua orangtua yang kita rawat sehat selalu dan panjang umur. aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Allah ya Mol
      kita semua diberikan kesabaran dan kekuatan dalam merawat dan membahagiakan

      Hapus
  9. Pernikahan yg lurus2 aja justru hambar, Mba. Bersyukur lah Mba bisa mendapat kepercayaan dr Allah menjaga mertua. Ladang pahalanya banyak banget. Salah satunya kalau ikhlas, insyq Allah kelak anak2 Mba akan memperlakukan yang sama dengan Mba memperlakukan ke mertua.^_^

    BalasHapus
  10. Pernikahan itu memang unik banget. Dan untuk berada di dalamnya tetap "waras" harus ada kelapangan dada untuk belajar, belajar tentang apapun yang bakal dan yang terjadi di dal, pernikahan tersebut. Sehat sehat ya kalian, semua

    BalasHapus
  11. Menyentuh banget mb ..memang ujian orang beda-beda. Namun meskipun tidak ringan, merawat orang tua banyak kebaikan yang akan kita dapatkan Insya Allah, semangat mb. Semoga segera sehat kedua mertua. Aamiin...

    BalasHapus
  12. setiap orang dibei rejeki berbeda. Rejeki mbak lewat suami untuk menjaga Mertua. Insya Allah sama balasannya dengan menjaga orangtua kita.
    Ada yang lebih parah, adik iparku, mertuanya sudah dirawat tapi nyakiti dia terus, ngomel, marahin, dll kayak sinetron...dianggap (maaf) babu di rumah mertuanya. Suaminya kemana? ga berani membela dan cuma bilang ikhas dan sabar. Duh! Gondok aku lihatnya

    BalasHapus
  13. Menikah itu menyatukan 2 persepsi dan pemahaman yang berbeda. Makanya disitulah kesabaran kita diuji. Belum lagi masalah dengan orgtua, ya mertua.
    Semoga kita semua bisa melaluinya sampai kakek nenek ya.

    BalasHapus
  14. Jadi ingat salah satu nasehat ( dari buku yang pernah kubaca), setelah menikah hidupmu bukan lagi hidupmu tapi lebur dengan kehidupan pasangan. Termasuk bagaimana menjga sikap, hati dsb. ada yang bilang juga kalau Pernikahan itu seperti melihat keindahan gunung dari kejauhan, untuk menikamti keindahannya kita harus melalui jalan terjal yang penuh tantangan. Semangat ya Mbak, semoga pernikahannya bahagia dan sakinah hingga jannah.

    BalasHapus
  15. Bener banget pernikahan kayaknya semua ga ada yang indah malah enakan pas masih single ah gitu deh harus banyak banget sabar

    BalasHapus
  16. Modal hidup bersama dalam pernikahan adalah doa, sabar, dan semangat berjuang. Insyaa Allah, Nyi dan Hadi kuat dan bisa menjalaninya. Dan merawat orang tua itu berkah banget sepanjang ikhlas melakukannya. Selalu ada pelangi setelah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yahhh kepotong, selalu ada pelangi setelah hujan badai, Nyi

      Hapus
  17. Konon katanya, kalau kita menikah dengan seorang lelaki artinya sama juga menikahi seluruh keluarganya. Sepaket katanya hihihi
    Saya juga sudah hampir 3 tahun ini tinggal bersama mertua. Pastinya ada saja hal yang kurang sreg.
    Tapi saya juga berpikiran sama kayak Nyi, kalau tanpa mertua, kita gak akan bisa mendapatkan lelaki yang terbaik untuk kita.

    BalasHapus
  18. Itulah mba nyi Kita menikah otomatis menikahi kluarga nya Juga kadang hrs lapang menerima tetep semangat,,,

    BalasHapus
  19. Setuju kalau kita nikah bukan nikahi suami saja, namun semua keluarganya jadi harus bisa nerima yah, thanks tulisannya beneran me reminder banget

    BalasHapus
  20. pun pernikahan cinderella aja rumit loh, hahaha, tetap smenagat dong selagi msih ingin mempunyai rumha tangga, btw emeron hijab belum pernah aku coba, maulah nyobain nanti kalo sapo di rumah udah habis

    BalasHapus
  21. Betul
    Makanya aku beruntung bisa manfaatin skill yang ada dan ga setiap hari cuma nunggu dari suami
    Kalau sudah gini, suami off 3 bulan mau ga mau kudu survive

    BalasHapus
  22. Bener banget kak pas nikah bukan nikahin pasangan aja tetapi nikahan keluarganya jadi harus pahami keluarganya. Terkadang dalam keluarga pasangan suka ada yg nyebelin hahaha

    BalasHapus
  23. Semangaaat ya mbak Nyi. Semoga selalu diberi kesabaran dan kesehatan dalam merawat emak dan bapak mertua. Salut sama Mbak Nyi dan suami.

    BalasHapus
  24. Saya juga pakai emeron Mba, tapi yang hijau sih, karena masalah rambut saya yang paling parah sekaranga dalah rontok, mungkin efek stres juga sih :D

    Dan emeron ini harganya keren banget sih :)

    BalasHapus
  25. Tetap semangat ya mba, a little me time won't hurt, as simpe as having a good-hair-day! Send luv dan virtual hug unruk sesama perempuan <3 ^^

    BalasHapus
  26. Baca ini jadi merenung banyak hal tentang pernikahan dan semoga terus langgeng ya mba

    BalasHapus
  27. Semoga cepat sembuh ya Emak. Semoga Allah berikan keberkahan rezeki terus menerus aamiin. Semangat dan tetao rajin keramas pakai Emeron hihi. Aku juga pakai, wanginya mantul

    BalasHapus
  28. Semangat yaa mbak! Semoga cepat sembuh emak dan bapak. Aku berasa ditampar sama kisah mbaknya. Jadi belajar banget nih. Yang penting tetep jaga kesehatan dan untungnya masih bisa perawaan yaa mbak, hehe

    BalasHapus
  29. Jadi ya mbak, sebenernya aku nggak tau kehidupan setelah Cinderella habis nikah apakah dia bahagia atau nggak, soalnya di film kan setelah nikah langsung tamat nggak ada lanjutannya. Aku yakin rumah tangganya pun nggak indah-indah banget. Hahaha!

    Semoga cepet sembuh ya mbak buat orang tuanya. Langgeng buat mbak dan suami. Aamiin.

    BalasHapus
  30. Setuju banget mba, memang tidak ada yang sempurna. Tapi sebagai dalam pernikahan kita bisa saling menjaga agar tercipta pernikahan yang sempurns.

    Semangat mba

    BalasHapus
  31. Subhanallah memang saat menikah kehidupan yang 'sebenarnya' baru betul-betul diuji. Ada yang ingin tinggal terpisah dari orangtua/ mertua namun keadaan belum memungkinkan. Semoga bakti Mba diganjar dengan pahala yang luar biasa dari Allah Swt. ya Mba.

    BalasHapus
  32. Subhanallah sekali ceritanya.. Bikin hati ini cenat cenut. Mbak nya hebat 🙂 Semoga semua lelah nya diganti dengan yang lebih baik oleh Allah ya Mbak.. aamiin

    BalasHapus
  33. Tiap ujian klo lulus akan naik level jga mba jdi emang kudu sabar dan semangat...keep positive thinking ya mba

    BalasHapus
  34. Ya, Allah. Sabar ya, Mbak Nyi. Bahkan Cinderella pun di kisah aslinya ga semanis cerita di Disney kok, kehidupan pernikahannya

    BalasHapus
  35. Aku belum merasakan kehidupan pernikahan sih mbak. Tapi kayaknya emang bener kalo kehidupan pernikahan itu gak seperti di dongeng. Pasti ada saatnya susah dan senang, gak melulu senang wkwk.

    BalasHapus
  36. Pernikahan juga impian buat para lelaki yang sudah mengincar wanita nya sejak dini, setuju ga kak?

    Anyway aku sendiri masih belum merasakan kehidupan setalh menikah itu apa, tapi kalo ditanya siap atau engga nya ya gimana ya siap siap engga engga wkwkwk

    BalasHapus
  37. Masha Allah kuterharu bacanya... Insha Allah pahala buat Nyi dan suami yg sudah ikhlas mengurus ortu dan keluarganya.

    Ini sama spt keluarga kakakku yg suaminya satu2nya anak laki-laki 'yang bener'. Isi rumah kakakku ramai. Suaminya 4 bersaudara. Ibunya tinggal di situ. 1 kakak perempuan nitip anaknya yg masih kuliah di rumahnya (balik tiap weekend). 1 kakak perempuan sakit jiwa karena perawan tua tinggal di situ. Adik laki2 yg mantan pencandu dan pernah dipenjara serta agak sarap tinggal di situ. Untungnya kakakku kerja kantoran. Tapi rumah udah bukan miliknya sendiri. Perabot diatur mertua. Kulkas ada khusus punya mertua ga boleh diutak-atik. Mau masak ke dapur kudu nunggu sang mertua hengkang dari dapur dulu (kalo ga diomelin). Belum lagi cobaan kakakku punya anak autis. Sempet curhat kalo ga sabar dia bisa ikutan gila. Untungnya skr sang suami ngerti agama n mereka bisa saling menguatkan bersama. Kalo wiken keluarga kakak kerjaannya nginep di hotel or ke luar kota biar ga lama2 sama mertua n ipar2nya di rumah sendri.

    yap menikah memang ga sesempurna kisah cinderella, tapi bisa mendatangkan keberkahan dan kebahagiaan tersendiri :)

    BalasHapus
  38. Auto mewek baca tulisan ini.. Soalnya aku juga lagi rawat ortu yang sakit. Semoga kita diberi ketegaran dan semangat yg luar biasa dari Gusti Allah.. Semoga segala urusannya lancar.. aamiin

    BalasHapus
  39. Semoga emak dan bapaknya lekas pulih dan kembali sehat ya. Setiap peristiwa dalam hidup, baik atau buruk pasti ada hikmahnya. Semoga kita menjadi orang yg selalu bisa bersyukur dan pandai melihat hikmah tersebut. Selalu sehat dan bahagia ya :)

    BalasHapus
  40. Semoga emak bapak lekas membaik ya mbak. Saya selalu percaya bahwa sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.

    BalasHapus
  41. Semoga emak dan bapak lekas pulih kembali yaa Nyi. Sedih bacanya. Btw alhamdulilah ya suaminya nyi bisa menjahit ya. Mantap banget. Suka amazing gitu kalau lihat cowok bisa menjahit. Telaten banget ya.

    BalasHapus
  42. Mba, kenapa naruh bawang merah di tulisan ini? huhuhu.
    Semoga bapak dan ibu mertua segera pulih yaaa...

    btw foto2 berkebayanya cantiiik2. dalam acara apa itu mbak?

    BalasHapus
  43. Semoga orangtuanya selalu sehat ya mba.

    Pernikahan itu memang warna warni. Bener banget udah nikah mah jangan ngomongin cinta, yang penting saling pengertian.

    BalasHapus
  44. Setiap pernikahan memiliki ujiannya masing-masing. Terkadang, mengetahui kisah orang lain membuat kita menjadi bisa lebih kuat dan bersyukur. BTW aku suka banget lihat foto-foto berkebayanya. Luwes

    BalasHapus
  45. Bener banget namanya menikah emang itu ya ampun ada aja yah dramanya tetap sabar dan ikhlas

    BalasHapus
  46. Punya pasangan yg sabar itu berkah banget loh, insyaallah kan nanti juga akan sangat sabar sama kita yg moodnya naik turun, sabar juga sama anak2 kita

    BalasHapus
  47. Setuju, pernikahan butuh persiapan. Tidak hanya persiapan lahir dan batin saja, tetapi juga mental dalam menyikapi segala permasalahan dalam kehidupan berumah tangga. Insya Allah bersama pasangan bisa menghadapinya

    BalasHapus
  48. Gak mudah jadi menantu, butuh ekstra kesabaran kala harus merawat mertua ditambah jika saudara suami super menyebalkan. Tp q salut dengan mba �� semoga apa yg dilakukan bernilai ibadah yah mba ��

    BalasHapus
  49. Heuheu itu pasti mba...happy ever after hanya ada di dongeng. Pernikahan pasyi banyak bumbunya termasuk bumbu tak sedap (perselisihan cekcok) tp selama bisa diselesaikan insyallah bisa bahagia layaknya cinderella hahaha

    BalasHapus
  50. iya setiap keluraga punya perjuangan sendiri-sendiri ya mak. cuma emang enak kalau sampoan abis panas gitu jadi adem apalagi pakai emeron hijab ini

    BalasHapus
  51. Iya banget, pernikahan sempurna cuma ada di negeri dongeng. Semua pasti punya masalah sendiri. Yang pastinya bikin kita mumet. Tapi ini tentu gak menjadikan kita stres terus menerus. Pandai-pandai bersyukur adalah kunci biar tetap waras dan bahagia. Mengurus diri sendiri adalah salah satu cara menikmatinya.

    BalasHapus
  52. Terimakasih sekali mba kata2nya, aku suka banget "change yuor word so youncan change the world. Sangat bermanfaat wejangannya

    BalasHapus

Posting Komentar