Bersyukur adalah cara terbaik, yang harus dilakukan
saat kita tengah diberikan ujian atau getirnya sebuah kesedihan. Saya pernah
ada di fase menjadi orang yang mengingkari, ujian yang Allah berikan sebagai
tanda Allah tidak menyayangi saya. Bahkan saya sering mengeluh mengapa saya
yang ditimpakan ujian tersebut, mengapa yang lain tidak.
Tapi semakin saya berburuk sangka kepada Allah,
dengan semakin banyaknya ujian, saya justru menemukan jawaban. Itulah cara
Allah menyayangi seorang hamba, agar kita selalu mengingat-Nya dan
menempatkan-Nya dibarisan tertinggi dari apa-apa yang kita pintai.
Tidak ada jalan keluar terbaik setiap permasalahan,
kecuali dengan bersabar. Bersabar menikmati ujian dari-Nya, bersabar dengan
hati yang lapang untuk menerima, dan dengan keyakinan untuk percaya jika dalam
kesulitan hidup akan ada jalan keluar yang sudah dipersiapkan oleh-Nya.
Ketika mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Grand
Launching Buku Pulih, pada 17 Oktober 2020 silam saya merasa sangat beruntung.
Seakan kembali dikuatkan, seakan kembali bercermin terhadap diri sendiri bahwa
kekuatan terbesar untuk pulih berasal dari dalam hati. "Segala trauma
bukan kesalahan kita, tapi pulih adalah tanggungjawab kita," begitu ungkap
mbak Intan Maria Halim, founder Ruang Pulih yang menjadi salah satu sumber
Grand Launching Buku Pulih.
Kolaborasi Luar Biasa dari Sebuah Komunitas yang Tak Biasa
Apa jadinya jika sebuah komunitas yang isinya
perempuan dan ibu-ibu yang biasanya bersirobok di dapur tapi memiliki kegemaran
menulis? Menulis yang bukan sekadar menulis status di media sosial, lebih dari
itu. Mereka memiliki passion dan hati di sana, lantas menggoreskan dengan tinta
dan kedalaman yang luar biasa untuk menghasilkan sebuah karya.
Dari kedalaman hati dan perasaan tersebut, buku
Pulih hadir menyemarakan dunia literasi di Indonesia. Buku Pulih juga lahir
dari kesabaran yang tanpa batas, dari mereka yang bersabar ketika dihadapkan
dengan berbagai macam kesulitan hidup. Mereka yang bersabar atas segala takdir
yang ditetapkan dari-Nya. Dengan harapan buku ini bisa menjadi pencerah, bagi
pembacanya.
Bincang Pulih dengan 3 Nara Sumber di Grand Launching Buku Pulih
Sebelum ketiga nara sumber hadir menyampaikan proses
pembuatan buku Pulih, ada sambutan dari Teh Iin, Indari Mastuti beliau yang
membentuk komunitas menulis IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) dan komunitas bisnis
IIDB (Ibu-ibu Doyan Bisnis).
Teh Iin menyampakan terima kasih kepada semua
kontributor di buku Pulih, sekaligus Ruang Pulih yang telah mendampingi. Beliau
juga mengucapkan syukur, karena sudah banyak bermunculan ruang konseling untuk
orang-orang yang sedang mengalami masalah yang mendera. Karena berbicara di
media sosial saja tidak bisa menyelesaikan masalah, selain itu Teh Iin juga
mengungkapkan IIDN ini mau dibawa ke mana. Teh Iin yang sudah menyerahkan IIDN
untuk diampu Mbak Widya Yuliandari, sebagai Ketua Umum IIDN. "Banyak hal
yang harus saya selesaikan, dibantu dengan Mbak Wid," ungkap Teh Iin dalam
sambutan tersebut.
Jadi ingat pertama kali bergabung dengan IIDN, waktu
itu saya berada di luar negeri. Saya bergabung dengan IIDN regional luar
negeri, yang isinya ibu-ibu yang tinggal di luar negeri. Allahmdulillah juga,
saya pernah membuat antologi bareng di grup tersebut cerita tentang Ramadhan di
Negeri Orang. Saya merasa beruntung bisa bergabung dengan komunitas IIDN, sampai sekarang.
Speaker I Widyanti Yuliandari, Ketua Umum IIDN
Mbak Widya, sebagai Ketua Umum IIDN menceritakan
tentang proses kreatif dalam pembuatan buku antologi Pulih. Beliau juga mengumumkan
bahwa Pre Order Pulih pertama, sudah mencapai 250 ekslempar. Sebuah pencapaian
yang luar biasa, dan Buku Pulih sedang proses cetak keduanya.
Komunitas IIDN ini seperti rumah buat Mbak Widya,
"Saya akan merawat apapun kondisinya," begitu ungkap beliau. Dalam
proses pembuatan Buku Pulih ini diungkapkan, ada masa kontributor berguguran,
dan tulisan belum memenuhi kriteria. Namun harapan beliau akan ada buku-buku
lain, selain buku Pulih ini. “Buku Pulih
bisa menjadi buku selanjutnya tidak sekadar nulis bareng-bareng, tapi juga
memberikan kita pembelajaran.”
Speaker II dr. Maria Rini, Sp.KJ, Psikiater (Peran Komunitas dan Penulisan Pulih dalam Memelihara Kesehatan Jiwa)
Dalam pengantarnya dr. Maria Rini, mengungkapkan
bahwa seseorang membutuhkan sebuah kelompok. Karena manusia butuh diberi dan
memberi, manusia butuh orang lain untuk memberikan cintanya. Manusia butuh
perhatian dan cinta dari orang lain, nah dengan komunitas ini perannya sangat
besar untuk kesehatan jiwa.
Dokter Maria juga menekankan PR seorang ibu itu
harus mengetahui dan meyakinkan kepada dirinya, bahwa menentukan pilihan itu
haknya. "Saya berhak mendapatkan suatu kebahagiaan."
Kesan dokter Maria sebagai Psikiater Buku Pulih,
beliau mengemukakan pencapaian penulis buku Pulih luar biasa. "Di saat
yang satu melemah, yang satu membangkitkan agar tetap konsisten," ucap
dokter Maria. Pun soal covernya buku Pulih terlihat sederhana tetapi manis,
dengan cover bunga sebagai lambang ibu-ibu ketika pulih menyadari kehidupan
yang lebih bahagia akan tercipta dari sebelumnya.
Saran dari dr. Maria, jangan sampai mencampurkan
masa kini dan masa lalu. Proses pulih akan jauh lebih mudah bila kita berani
mengakui, tak mengapa jika harus berderai air mata karena hal tersebut seperti
kita sedang melakukan pendekatan bersama body sistem guna membangun benteng
agar lebih kuat dari sebelumnya. Ibarat rumah, jika pondasinya lebih kuat,
meski badai, angin, hujan, pondasi yang kuat akan membuat aman karena goncangan
akan selalu ada.
Speaker III, Intan Maria Halim, Founder Ruang Pulih
Kak Intan menanyakan kepada peserta tentang Mandala
yang sudah diwarnai, pada malam itu. Sementara saya karena ikutan belakangan,
belum mendapatkan kesempatan mewarnai Mandala sendiri. Mandala merupakan lingkaran berpola artistik,
ada bentuk hati di dalam lingkaran yang harus diberikan warna. Warnanya
terserah kita, karena masing-masing dari kita punya warna kesukaan sendiri-sendiri.
Seru! Melihat Mandala punya teman-teman yang sudah penuh warna.
Kak Intan juga mengajak kita untuk merilekskan diri
untuk merasakan jatuh cinta. "Siapa pernah jatuh cinta?" tanya Kak
Intan, dengan serempak kami menuliskan, 'saya'. Lantas kami diajak untuk
memejamkan mata, membayangkan saat kita merasakan jatuh cinta. Lega sekali
setelahnya.
Cara Memesan Buku Pulih
Ketua Umum IIDN, Mbak Widya sangat peka sekali
dengan apa yang terjadi degan member IIDN. Mereka yang sering membagikan
ungkapan kegelisahan tersebut, membuatnya memunculkan ide antologi Buku Pulih
ini dengan tema mental illness. Tapi hal ini tidak akan mudah tentunya, dengan
optimis yang tinggi dan kekuatan para penulisnya akhirnya naskah tersebut rilis
juga.
Ada 25 kontributor buku Pulih, dari member IIDN yang
membuka kisah pribadinya. Perjalanan hidup seseorang sering kali memberikan
kita hikmah dan penglaman berharga, demikian juga dengan buku Pulih. Salah satu
penulisnya merupakan sahabat saya, ibu
dengan empat orang anak yang luar biasa kuatnya.
Setiap kali ada acara blogger atau kepenulisan, kami
sering bertemu. Atas izin-Nya kami sering berjumpa, meski awalnya berkenalan
lewat grup kepenulisan. Sifatnya yang periang, pembimbing, dan membuat hal-hal
yang kerap kali saya ribetkan justru mudah ia selesaikan. Membuat saya takjub,
dan bahagia bisa bersaudara dengannya.
Ketika Mbak Widya membacakan salah satu cerita di
dalam buku Pulih, dan kisahnya mirip dengan sahabat saya bunda Triana saya
langsung menebak naga-naganya saya kenal beliau. Mbak Widya membacakannya
dengan apik, dari nada suaranya mbak Widya juga menangis. Saya dan teman-teman
di grup juga terharu, dan ikutan menangis dengan ujian yang penulis rasakan.
Penulis yang terpuruk, harus berusaha bangkit, ia tidak boleh lemah ia harus
belajar kuat demi anak-anak. Maka setiap kali saya bertemu beliau, gurat
kesedihan itu tiada. Upaya healing yang dia lakukan dan ketegaran yang ia
bangun akhirnya membuat ia bisa kembali berjalan menantang masa depan.
Itu baru satu kisah, masih ada 24 kisah di dalamnya
dan siap-siap saja kita membawa tisu. Akan ada banyak air mata yang tumpah, dan
kita bisa belajar banyak dari kisah-kisah tersebut untuk menyongsong masa depan
lebih baik lagi.
Pemesanan buku pulih sangat mudah, bisa langsung ke
penulisnya sebagai kontributor atau ke PJ Proyek buku Pulih mbak Fitria Rahma
(+62 81216884537) dari IIDN. Pre-prder kedua Antologi Pulih, dari 10 Oktober -
5 November 2020. Harga buku Pulih senilai Rp95.00.
Akhir kata, kesimpulan yang bisa saya sampaikan dari
Grand Launching Buku Pulih adalah, setiap masalah dan segala ujian yang Allah
berikan datang sepaket pula dengan jalan keluarnya. Tidak ada kerugian bagi
orang-orang yang mampu bersabar, karena Allah mencintai orang-orang yang
bersabar.
“Dan
sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan
pahal yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl:96)
Gambar dari mbak Widyanti Yuliandari |
Salam sukses dan lancar untuk semua penulis buku
Pulih, semua pengurus IIDN untuk kesempatanya dan juga narasumber yag luar
biasa memberikan petuah-petuah untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari. Semoga makin banyak yang tercerahkan saat dilanda cobaan dengan
membaca buku Pulih. Salam.
Suka sama misi buku PULIH ....
BalasHapusBuku Pulih bisa menjadi buku selanjutnya tidak sekadar nulis bareng-bareng, tapi juga memberikan kita pembelajaran.
Semoga banyak perempuan Indonesia yang mendapatkan manfaat dari PULIH.
semoga banyak pembaca yang terbantu dengan buku Pulih ini ya, karena memang jaman seperti ini banyak yang gelisah dengan keadaan selama pandemi ini
BalasHapusWuah..jadi penasaran sama isi bukunya. Keren yaa prosesnya, sampai ada pendampingan oleh Ruang Pulih gitu :)
BalasHapusBagus banget yah,,saya liat bbrp blogger juga review buku ini. Semangat bagi para pejuang kesehatan mental,,,semoga bahagia selalu meliputi qt semua ya
BalasHapusMasyaAllah.. Sprtinya bukunya menarik. Kebetulan aku mau cari buku ini nih buat kawanku. Makasih mbak sharenya
BalasHapusWah sudah berkesempatan bergabung dlm antologinya IIDN ya Nyi? Semoga aku bisa ikut juga kapan2.. BTW, acara launching Buku Pulih kemarin memang luar biasa ya..
BalasHapusDari obrolan di launchingnya saja juga rasanya banyak sekali pelajaran yang kita dapatkan ya mbak.. Terlebih kekuatan saling dukung satu sama lain yang diceritakan saat proses pembuatan bukunya.
BalasHapusSuper duper love sama idenya buku Pulih, semoga perempuan-perempuan Indonesia lebih aware ya sama kesehatan mental dan gak ada lagi yang meremehkan soal pentingnya kesehatan mental
BalasHapuswah bagus banget materinya. kapan ya terakhir kali jatuh cinta? kayaknya kalau disuruh mendeskripsikannya saya masih ingat perasaannya. Jadi pengen nulis juga nih mba hihi.
BalasHapusYa ampuuun, menohok sekali yaaa buku PULIH ini.
BalasHapusBeneran berasa ditampol kanan kiri dan menjadi reminder buat kita semuaaaa
Setuju dengan dr. Maria Rini bahwa mengakui kekurangan, kesalahan merupakan awal yang tepat untuk menuju pulih.
BalasHapusAku perlu menguatkan hati untuk baca isinya Pulih. Kadang mudah terbawa emosi membaca cerita-cerita yang memilukan hati.
Dari judulnya saja sudah langsung memberikan inspirasi bahwa pembaca harus juga bisa memulihkan diri sendiri. Isi bukunya karena ditulis dan dimentori langsung sama ahlinya udah bisa jamin sih isinya kece-kece
BalasHapusSubhanallah sebuah buku yang sarat akan pelajaran berharga ya mbak. Bahwa setiap masalah yang menimpa kita pasti ada jalan keluarnya. Dan Allah tak mungkin memberikan cobaan terlalu berat. Cobaan itu pasti ada namun masih sebatas kemampuan manusia untuk menyelesaikannya. Maka hanya sabarlah yang membuat kita bisa lepas dari setiap masalah.
BalasHapusIya buku ini bagus untuk mereka yang memiliki mental illnes, karena kalau kita masih repot dengan masalah sendiri bagaimana bisa menebar manfaat utk orang lain ya... hehe...ngurus sendiri aja udah riweuh penuh masalah...
BalasHapusWah menarik nih apa yang dikatakan oleh dr. Maria Rini. Tapi aku penasaran mbak, apakah seseorang gak bisa 100% pulih kalau gak speak up/ mengakui? Kalau misalnya tetap merahasiakan dan move on apakah blm bisa sepenuhnya dikatakan pulih?
BalasHapusDalam bayanganku proses penulisan bukunya juga membantu memulihkan kondisi para penulisnya gak sih, karena buatku pribadi nulis adalah obat dikala susah dan senang
BalasHapusBuku Pulih ini bener-bener lagi dibahas di mana-mana ya.
BalasHapusJadi kepo nih buat baca bukunya :D
Menarik sekali bukunya, mantap ini buat terapi diri ya dan menjadikan berdamai pada diri sendiri.
BalasHapusSEmoga buku ini sukses mencapai para pembacanya yang memang membutuhkan support untuk pulih kembali dari lukanya. Salut dengan ide dari IIDN untuk menyusun buku ini, yang ternyata prosesnya panjang dan berliku.
BalasHapusmembaca buku seperti ini akan membawa banyak pelajaran hidup yang penting . Dan semangat untuk hidup lebih sehat
BalasHapusSetiap orang mempunyai masalah yang berbeda karena itu kita harus bangkit dan pulih
BalasHapusaku sudah punya buku, dan nangis sepanjang baca kisahnya. tapi salut sama perempuan tangguh yang memilih tangguh, dari semua masalah yang ada.
BalasHapus