Akhmad Sobirin Bawa Gula Semut dan Desa Semedo Mendunia - Tinggal di desa terpencil tidak jarang membuat penduduknya, terutama yang berusia muda lebih memilih merantau dan menikmati hidup yang lebih baik di daerah lain. Namun ini tidak berlaku bagi Akhmad Sobirin. Lelaki yang mendapat gelar sarjana dari Universitas Gajah Mada ini merantau hanya untuk mencari bekal memajukan desanya.
Akhmad Sobirin Bawa Gula Semut dan Desa Semedo Mendunia |
Merasa bekal ilmu dan pengalamannya cukup, mendorong pemuda dari Banyumas tersebut tergerak hatinya untuk memajukan desa kelahirannya. Akhmad Sobirin paham bahwa keterbatasan pendidikan dan modal menjadikan warga di desanya tidak mempunyai banyak pilihan dalam bekerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Manisnya Gula Kelapa dari Semedo
Semedo merupakan desa yang berada di Kecamatan Pekuncen, Banyumas. Himpitan ekonomi sering membuat penduduk desa yang terletak di Perbukitan Igir Karaas, Gunung Cau dan Bukit Jojoktiga ini terlilit utang pada rentenir.
Utang tersebut pun hanya untuk keperluan makan atau mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hati Akhmad Sobirin tersentuh untuk bisa membantu penduduk untuk lepas dari rentenir dan kemiskinan.
Tanah Semedo yang sebagian tandus menyebabkan hasil pertanian juga tidak terlalu banyak. Sementara sektor ini menjadi salah satu sumber mata pencaharian penduduk Semedo. Sebagian besar penduduk mempunyai kebun kelapa dan dapat mengolah nira menjadi gula kelapa.
Potensi ini yang kemudian dikembangkan oleh Akhmad Sobirin dan dapat mengangkat kualitas hidup masyarakat adalah kemampuan membuat gula kelapa. Sebelumnya penduduk hanya membuat gula dalam bentuk batangan yang dijual dengan sistem ijon dan harga yang sangat murah, Rp. 5 ribu. Pembelinya adalah tengkulak yang kemudian menjualnya dengan harga tinggi.
Keterbatasan ekonomi dan dorongan kebutuhan sehari-hari yang menghimpit penduduk sehingga tidak mempunyai pilihan lain selain menjual produk gulanya dengan cara ijon. Apalagi sebagian besar penduduk juga mempunyai keterbatasan dalam pendidikan.
Manisnya rasa gula kelapa Semedo tidak semanis kehidupan penduduk dan pembuatnya. Dengan resiko tinggi, penduduk Semedo, khususnya yang laki-laki setiap hari harus memanjat pohon kelapa yang tinggi untuk mengambil nira, bahan baku gula kelapa.
Bawa Gula Semut Ke Luar Negeri
Sobirin yang mempunyai latar pendidikan lebih tinggi dan berpengalaman bekerja di luar Semedo merasa terpanggil untuk memutus rantai kemiskinan di desanya. Lelaki itu melihat bahwa sebenarnya potensi desanya sangat besar yang jika dikembangkan dengan baik bisa meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Dengan tetap bertumpu pada potensi yang ada, Sobirin mulai mengenalkan gula semut kepada masyarakat. Gula semut adalah jenis gula yang berbahan nira kelapa namun mempunyai bentuk dan model yang lebih modern. Kualitas gula semut juga lebih baik karena dibuat menggunakan peralatan modern.
Ajakan Sobirin tidak serta merta diterima oleh masyarakat mengingat sebelumnya mereka lebih familiar dengan jenis gula kelapa dalam bentuk balok. Belum lagi ketergantungan pada tengkulak dimana jika tidak bisa memenuhi permintaan produk tersebut, penduduk tidak bisa mendapatkan uang lebih awal atau dengan sistem ijon.
Namun Sobirin tidak henti memberikan edukasi, bahkan membantu mendapatkan buyer dari luar negeri. Harga produk yang dihasilkan oleh penduduk Semedo pun meningkat. Gula semut produksi desa Semedo bisa dihargai sampai Rp. 18 ribu per kg, bahkan lebih di pasar dunia.
Ini yang menjadikan pendapatan penduduk terus meningkat sehingga kehidupannya lebih Sejahtera. Potensi besar produksi gula semut Semedo turut mendukung pembangunan infrastruktur, termasuk jalan, yang sebelumnya sangat terbatas.
Dari penjualan gula, melalui kelompok dengan retribusi Rp.100 rupiah per kg, bisa dikumpulkan cukup banyak dana untuk pengembangan desa. Selain itu, kesadaran penduduk untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi juga meningkat karena mendapat dukungan pendapatan keluarga yang cukup memadai.
Meningkatkan Kesejahteraan dengan KUBE
Berhasil mengedukasi penduduk untuk membuat produk yang lebih berkualitas dan diterima oleh pasar dunia belum bisa sepenuhnya menyelesaikan masalah yang dihadapi pengrajin gula di Semedo.
Agar kualitas produk tetap terjaga dan tidak ada kendala pemasaran, Sobirin mendirikan Kelompok Usaha Bersama atau KUBE yang beranggotakan pengrajin gula di desanya. Kehadiran KUBE yang siap mengedukasi dan menampung produk masyarakat akhirnya dapat memutus ketergantungan terhadap tengkulak. Dampaknya, keuntungan pengrajin pun meningkat.
KUBE tidak hanya fokus pada produksi gula dan kesejahteraan penduduk saat ini, tetapi juga di masa mendatang. Tingginya resiko pekerjaan bagi penderes diantisipasi dengan menyediakan BPJS ketenagakerjaan.
Sobirin juga memikirkan kehidupan penduduk yang tidak lagi mampu menderes. Karena bertambahnya usia, kemampuan menderes akan menurun, bahkan tidak mampu lagi menjalankan pekerjaan tersebut, sementara kebutuhan hidup harus terus terpenuhi.
Sebagai antisipasi, Sobirin membantu menyiapkan masa pensiun tersebut dengan beternak, pekerjaan dengan risiko fisik yang lebih rendah dibanding sebagai penderes.
Kiprah Sobirin sudah membuat kehidupan penduduk Semedo lebih Sejahtera dan terjamin. Berkat kiprahnya tersebut, Sobirin mendapat penghargaan Anugerah Astra, sebuah apresiasi dari Astra untuk anak mudah yang mampu membawa perubahan.
Jika Sobirin bisa, maka kamu juga pasti bisa. Kini saatnya kamu memberikan sumbangsih kepada lingkungan sesuai kemampuan yang kamu miliki.
Posting Komentar
Posting Komentar