"Saya di DP pake seekor anjing, hehehe ... biar saya bisa ada di desa situ," ucap Dina menceritakan pembayaran tenaga honornya yang menggunakan dana desa. Dimana dana desa tersebut belum pasti turun, "kalau bukan setahun, enam bulan sekali," ucapnya dalam wawancara podcast Radio Idola Semarang.
Theresia Dwiaudina Sari Putri: Pejuang Kesehatan dari NTT |
Theresia Dwiaudina Sari Putri, wanita kelahiran Ende, Nusa Tenggara Timur 24 Maret silam tahun 1996. Ia melanjutkan pendidikannya di D-3 Kebidanan STIKes William Booth Surabaya, Jawa Timur (2013-2016). Setelah lulus D-3, Theresia Dwiaudina Sari Putri yang akrab disapa Dinny, melanjutkan kembali pendidikannya ke S-1 Kebidanan STIKes Bakti Utama Pati, Jawa Tengah (2022-2023).
Namun setelah lulus dari D-3, Dinny lebih memilih kembali ke kampung halaman lebih dahulu. Ia memiliki cita-cita untuk mengabdi untuk daerahnya di Desa Kekekandre, Nangpanda, Nusa Tenggara Timur. Pengalaman pekerjaannya di mulai sebagai tenaga honorer di daerahnya, dengan gaji seikhlasnya. Tetapi hal tersebut tidak masalah bagi dirinya, demi membantu kesehatan ibu hamil di daerahnya.
Kabar baik disambut oleh Dinny, dirinya diminta oleh seorang kepala desa untuk menjadi tenaga kontrak, yakni di daerah Desa Uzuzozo, di mana daerah tersebut sangat terpencil meski masih satu kecamatan dengan tanah kelahiran. Tetapi desa Uzuzozo lebih parah dari desa yang ia tinggali. Justru hal tersebut yang membuat Dinny bersemangat, ia ingin mendorong perubahan ibu-ibu yang tidak ingin memeriksakan kehamilannya. Karena ibu-ibu di daerah tersebut lebih memilih melahirkan di dukun.
Gizi Ibu dan Bayi Harus Seimbang
Kehadirin Dinny nyatanya penuh perjuangan dan tidak sia-sia, ibu-ibu yang awalnya enggan kini jadi sangat senang memantau kesehatannya dan juga bayinya. Bahkan banyak yang sudah memutuskan untuk melahirkan di Fasilitas kesehatan.
Dibuktikan dengan angka stunting yang banyak kini sudah menurun drastis, yang awalnya dari 15 anak bisa berkurang menjadi 3 anak. Selain memerhatikan penuh kepada ibu hamil, dan gizi seimbangnya Dinny juga terus menggencarkan imunisasi. Bahkan perubahan juga drastis terjadi dalam kegiatan posyandunya, sudah rutin sebulan satu kali. Dinny memberikan makanan sehat yang bisa dikonsumsi dengan baik, dan ini menggunakan bantuan dari dana desa.
Melihat perkembangan baik ibu hamil, ibu dan anak yang sudah lebih baik dalam memerhatikan kesehatannya Dinny terus melanjutkan kontribusinya. Gebrakan mengajari anak-anak SD bernyanyi dan mengajari mereka mengenal bahasa Inggris juga Dinny terapkan. Intinya Dinny ingin Desa Uzuzozo tidak lagi menjadi desa yang tertinggal, terjauh dan termiskin.
Bahkan Diny mendapat julukan lho, sebagai "Dewi Penyelamat kesehatan desa".
Dikisahkan ketika itu 2018 Dinny yang akan membantu ibu melahirkan bergegas pukul 03.00 pagi dengan mobil bak terbuka, menjemput ibu tersebut. Tetapi mendadak mobil harus berhenti karena jembatannya tidak bisa dilewati oleh mobil, hanya bisa diakses sepeda motor. Untunglah kerjasama antar warga ketika itu ibu yang akan melahirkan dibawa dengan tenda, tetapi karena waktu yang tidak cukup persalinan harus dilakukan segera. Dengan membentangkan tikar di bawah pohon pinggir jalan, Dinny membantu melahirkan di sana dengan bantuan senter yang dibawa warga. Di bawah rintik hujan yang jatuh, tangis bayi perempuan yang sehat terdengar. Siapa yang tidak haru dengan suasana tersebut?
Keberhasilan Dinny tidak berlangsung begitu saja, ia pernah mengalami banyak masalah dengan alat yang ia miliki seadanya dan masyarakat yang masih banyak menolak pemeriksaan kehamilan, anak balita yang tidak mendapatkan imunisasi, pasangan subur yang tidak mau KB, dan tradisi bersalin masih kental.
Usaha pelan-pelan yang dilakukan Dinny dalam mengedukasi warga, kini membuahkan hasil. Ia tidak egois begitu saja, tetapi merangkul dukun-dukun setempat agar bisa bekerjasama dan memberikan edukasi soal mengurut perut, minum obat
kampung, dan lain sebagainya.
Theresia Dwiaudina Sari Putri: Pejuang Kesehatan dari NTT
Meraih Penghargaan Penerima Apreasi Satu Indonesia Awards
Kegigihan Dinny tersebut mengantarkannya pada Penerima Apresiasi Bidang Kesehatan Satu Indonesia Awards 2023 dari Astra. Dewi Penyelamat kesehatan desa itu, diganjar keberkahan yang luar biasa. Dan hadiah yang didapatkannya juga memberikan manfaat yang dikembalikan lagi untuk program yang dijalankannya. Seperti alat-alat inovasi kesehatan yang sering ia bawa kemana-mana dan Dinny masih menjadi Dinny yang dahulu menjalankan tugas sebagai bidan desa.
Posting Komentar
Posting Komentar