Dari Desa Miskin Tertinggal Menjadi Desa Wisata Menari yang Sejahtera

Posting Komentar


Dari Desa Miskin Tertinggal Menjadi Desa Wisata Menari yang Sejahtera - Desa Menari yang sebelumnya bernama Desa Wisata Tanon, bukanlah desa wisata yang hanya menyajikan seni tari sebagai daya tariknya. Menari merupakan akronim dari Menebar Harmoni Merajut Inspirasi Menuai Memori.


Dari Desa Miskin Tertinggal Menjadi Desa Wisata Menari yang Sejahtera
Dari Desa Miskin Tertinggal Menjadi Desa Wisata Menari yang Sejahtera


 

Perubahan nama desa wisata ini tiada lain karena nama Dusun Tanon ini juga ada di daerah lain yang berdekatan yaitu di Sragen. Sementara Desa Wisata Tanon yang saat ini bernama Desa Menari berlokasi di kaki Gunung Telomoyo

 

Perjalanan Desa Menari hingga menjadi desa wisata ini mengalami proses yang panjang. Dari awalnya merupakan daerah tertinggal yang cukup miskin. Hingga kemudian, bisa berkembang menjadi desa wisata yang banyak menyejahterakan masyarakat sekitar.

 

Kisah Diawali Dari Desa Miskin Menjadi Desa Dengan Keindahan yang Sulit Dilupakan

 

Dusun Tanon yang terletak di kaki Gunung Telomoyo ini dulu masuk dalam program Inpres Desa Tertinggal. Jalan umum yang digunakan warga di sana masih bebatuan. Bahkan masih banyak warga yang tidak beralas kaki saat berkegiatan.

 

Mata pencaharian mereka dari bertani dan beternak. Anak-anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA pun jarang. Kebanyakan hanya sampai SD dan sedikit yang sampai SMP.

 

Hingga kemudian, sekitar tahun 2009, muncul ide untuk menjadikan desa tertinggal yang memiliki potensi ini menjadi desa wisata mandiri.


Dari Desa Miskin Tertinggal Menjadi Desa Wisata Menari yang Sejahtera
Dari Desa Miskin Tertinggal Menjadi Desa Wisata Menari yang Sejahtera



 

Sosok Inspiratif Penggerak Masyarakat dan Pembuka Wawasan

 

Kehadiran Kelompok Sadar Wisata Desa Menari inilah yang mengawali perubahan desa miskin dan tertinggal menjadi desa yang sejahtera. Inisiatornya adalah lelaki yang saat ini berusia 37 tahun, ia bernama Trisno.

 

Beliau-lah yang mengubah dusun Tanon menjadi desa wisata yang kemudian ditetapkan oleh Kementerian Sosial sebagai Desa Sejahtera Mandiri tahun 2016.

 

Potensi alam di kaki Gunung Telomoyo ini sangat sayang jika tidak dimaksimalkan. Dengan hamparan pemandangan jalan berliku serta pematang sawah yang menghijau. Menjadikan desa wisata Menari ini cocok untuk dijadikan tempat wisata.

 

Tak hanya itu, desa ini memiliki tradisi turun-temurun yang masih berlanjut hingga kini. Yaitu seni tari rakyat yang masih terus dilestarikan. Inilah yang menggerakkan Trisno untuk membangun dan mengembangkan dusun Tanon menjadi desa wisata dengan menonjolkan kearifan lokal sekaligus pemandangan yang tiada duanya.

 

Sesuai dengan akronim Menari. Wisatawan baik lokal maupun mancanegara pun bisa menambah wawasan terkait tradisi lokal sekaligus healing dengan menikmati pemandangan di Desa Wisata Menari ini.

 

Trisno yang meraih apresiasi SATU Indonesia Awards kategori lingkungan pada tahun 2015 silam ini, sempat tidak mendapat dukungan pada mulanya. Warga pesimis bahwa dusun mereka yang tertinggal ini bisa maju menjadi desa wisata.

 

Namun, Trisno yang waktu itu lulus dari Universitas Muhammadiyah Solo jurusan Sosiologi, pantang menyerah. Ia berupaya mengembangkan desa agar layak menjadi desa wisata bersama 114 warga di dusun Tanon. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun mau ikut partisipasi mengembangkan desa mereka.

 

Setelah tampak ada hasilnya, barulah kemudian semua warga ikut gotong royong menjadikan desa mereka menjadi Desa Wisata Menari.

 

Yang disajikan oleh Desa Wisata Menari ini adalah konsep kegiatan alam bersama masyarakat. Mulai dari Outbound Ndeso yang sudah dikenalkan sejak tahun 2009. Dimana pemandunya adalah orang-orang desa setempat.

 

Aktivitasnya meliputi kegiatan bersama masyarakat sekitar. Interaksi sosial bersama mereka, memainkan permainan tradisional, menonton dan ikut menari tarian tradisional yang turun menurun terus dilestarikan hingga menggali makna hidup melalui khasanah spiritual dari penduduk di sana.

 

Semua kegiatan yang disajikan di Desa Wisata Menari merupakan kegiatan harian masyarakat. Cocok bagi wisatawan yang ingin juga merasakan bagaimana rasanya tinggal dan hidup di desa yang pemandangan alamnya sangat asri dan memukau.

 

Berkat upayanya ini, wajar saja kalau Trisno mendapat apresiasi SATU Indonesia Awards di bidang Lingkungan tahun 2015 silam. Dari upayanya ini juga, tempat wisata di Indonesia bertambah banyak dan desa yang tertinggal menjadi sejahtera.

 

Alasan Terbaik Untuk Berkunjung ke Desa Wisata Menari
Alasan Terbaik Untuk Berkunjung ke Desa Wisata Menari


 

Alasan Terbaik Untuk Berkunjung ke Desa Wisata Menari

 

 

1. Upaya Menyehatkan Pikiran dan Tubuh

 

Berlibur tentunya menjadi tujuan untuk mengistirahatkan pikiran dan tubuh sejenak dari aktivitas rutin. Nah, berlibur ke tempat yang menyediakan pemandangan alam dan aktivitas langsung dengan alam sekitar merupakan cara terbaik untuk rilis beban pikiran. Apalagi, konon terhubung dan berinteraksi dengan alam secara langsung mampu meregenerasi sel dan hormon. Serta bisa membuat pikiran jadi cukup tenang dan rileks.

 

2. Ikut Andil Dalam Pelestarian Lingkungan

 

Berbeda jika menghabiskan liburan di tempat perbelanjaan. Di sini wisatawan juga bisa ikut belajar cara melestarikan alam dari masyarakat Desa Wisata Menari. Terlebih, sebagai penambah wawasan gaya hidup yang mungkin bisa diadaptasi juga sebagai masyarakat kota agar tidak membebani lingkungan sekitar.

 

3. Murah Tapi Tetap Mendukung UMKM di Desa Wisata Menari

 

Mendukung perekonomian masyarakat menengah ke bawah itu bisa dengan mampir ke desa wisata. Seperti Desa Wisata Menari ini, di sana wisatawan selain bisa merilekskan pikiran dan beraktivitas seru di alam. Juga bisa membantu perekonomian masyarakat di sana. Biaya yang dikeluarkan juga tidak mahal jika dibanding berlibur ke luar negeri. Tentunya, boleh liburan ke luar negeri, tapi jangan lupa tetap mampir dan promosikan Desa Wisata dalam negeri.

Related Posts

Posting Komentar