Gagal Memanjakan diri dengan Kursi Pijat di Stasiun Gambir

3 komentar


Gagal Memanjakan diri dengan Kursi Pijat di Stasiun Gambir - Kereta yang membawa kami pulang ke kampung halaman, diberangkatkan pada malam hari. Sembari menunggu malam, saya dan teman seperjalanan saya bunda Triana memutuskan untuk menitipkan barang di Stasiun Gambir atas informasi seorang sahabat menulis kami. Nggak lucu kan, muter-muter Jakarta bawa barang segambreng. Nggak bisa bebas dong ntar kalo mau pepotoan, hahaha ... dasar blogger apa-apa selalu mau dijadikan konten.



denah stasiun gambir no telp stasiun gambir fasilitas stasiun gambir pintu masuk stasiun gambir peta stasiun gambir stasiun gambir malam hari denah ruangan stasiun gambir restoran di stasiun gambir



Berkesempatan memiliki teman seperjalanan, sungguh sangat membahagiakan. Meski perjalanan ini sudah berlangsung seminggu berlalu, mengingatnya kembali dan menuliskan ceritanya selalu membuat mulut ini mengumbar senyuman. Kalo Sanie B. Kuncoro bilang, "Kita akan mengenali seseorang saat orang itu menjadi teman seperjalanan dalam perjalanan panjang".

Beribu terima kasih untuk bunda Triana, telah menjadi teman seperjalanan hebatku. Meski kita harus membagi-bagi waktu dengan siapa kita jalan, tapi kita tetap satu tujuan. Terima kasih untuk kesabarannya, untuk pengalaman berharganya dan menjadi guide baik hati tanpa bayaran hahaha ... #nyengir.


Kursi pijat di stasiun Gambir


Setelah menitipkan barang bawaan, kami menemukan dua kursi pemijatan yang sedang kosong. Saya mengira itu kursi gratis hahaha ... ternyata harus membayar dengan uang paling murah Rp 10.000,-.

denah stasiun gambir no telp stasiun gambir fasilitas stasiun gambir pintu masuk stasiun gambir peta stasiun gambir stasiun gambir malam hari denah ruangan stasiun gambir restoran di stasiun gambir


"Ini uang yang dimasukkan harus baru, Nyi," kata bunda Triana menjelaskan, kemudian merogoh uang sepuluh ribuan dari dompet miliknya. Lima menit mencoba memasukkan, tetapi nyatanya gagal. Sebenarnya saya ingin memberikan recehan juga, tapi sayangnya dompet saya isinya limapuluh ribuan #Songong.

Tadinya kami pengen mencoba pemijatan, karena lelahnya berjalan selama perjalanan. Apalagi saya barusan muterin Kebun Raya Bogor hehehe ... tapi sayangnya uang yang dimasukan harus uang baru. Lecek sedikit saja nggak bisa, yasudah kami langsung cabut cari ojol menuju Perpusnas sesuai rencana semula.


denah stasiun gambir no telp stasiun gambir fasilitas stasiun gambir pintu masuk stasiun gambir peta stasiun gambir stasiun gambir malam hari denah ruangan stasiun gambir restoran di stasiun gambir


Karena bunda Triana yang pengalaman daerah Jakarta, kebetulan ayah beliau kan tinggalnya di Tangerang jadi sudah biasa jika dia sering melakukan perjalanan ke Jakarta. Sementara saya, setahun satu kali dan itupun nggak mesti. Waktu yang masih banyak sebelum balik pulang, saya diajak untuk jalan-jalan. Niat hati pengen pijat sebentar gitu, eh ternyata gagal karena uang kita lecek semua #nyengir. Bunda Triana bilang, kalau di Jakarta itu uang lecek nggak ada, makanya tuh kursi pemijatan nggak mau nerima uang lecek sedikit. Mesin tapi tahu duit, hahaha .... maaf ya teman-teman ceritaku receh banget. Tapi saya bahagia karena memiliki teman seperjalanan yang hebat. Thanks to bunda Triana, i love you bu Guru!

Related Posts

3 komentar

  1. Hahahaa.. sama2 Nyi, aku juga seneng banget bisa klik jalan denganmu dan terima kasih sudah sabar motretin aku wakakkakakka... Smg kapan2 bisa jalan bareng lagi yaaa...

    BalasHapus
  2. hahahaha... gara-gara uang lecek jadi gagal pijat. padahal enak banget lho mbak cobain kursi pijat gini. mayan banget buat ngilangin capek-capek gitu.

    BalasHapus
  3. jiaaahhh mesinnya pemilih yaaak ;p. agak susah kalo mau nerimanya yg baru banget :p. akupun jrg ada uang yg benr2 mulus gitu :p

    BalasHapus

Posting Komentar