Penerapan Sosial Distancing atau Physical Distancing

Posting Komentar


Penerapan Sosial Distancing atau Physical Distancing - Social distancing sudah dirubah menjadi frasa physical distancing, oleh badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pertama kali mengenal frasa ini ya karena, adanya pandemi di Indonesia. Yang merupakan tindakan tidak membolehkan seseorang berjabat tangan, menjaga jarak satu meter minimal ketika berinteraksi.




Pyhsical distancing ini juga menerapkan kerja dari rumah, yang dikenal dengan istilah work from home (WFH). Baik untuk pekerja, pelajar, mahasiswa agar mengalokasikan waktunya dari rumah. Pertemuan dihindari, dan melakukan kontak melalui video call atau zoom. Hal ini memiliki tujuan, untuk menghentikan penyebaran virus lebih luas lagi.


Penerapan Sosial Distancing atau Physical Distancing di Rumah



Untuk mendukung pemerintah menghentikan penyebaran, saya dan mas suami sepakat tidak keluar rumah kecuali untuk belanja keperluan jahit dan keperluan warungan.

Selain memilih diam di rumah, saya juga menggunakan masker ketika keluar rumah atau sedang melakukan kontak dengan orang lain. Untuk menjaga diri dan keluarga, karena virus tersebut bisa menular. Tapi bukan berarti sombong kalau ngomong make masker, karena pandemi corona bisa menular lewat liur. Misal bersin, terus kita kecipratan nggak sengaja kan bahaya. Dengan masker inilah kita melindungi diri kita.





Selain itu kami juga menjaga  kesehatan mental, karena kalau pikiran nggak  jernih bisa terpuruk akibat hal ini. Di mana-mana serba susah, akses jualan terbatas, job liputan juga berhenti. Rencana ke Karimun Jawa, juga tercancel hehehe ... Pandemi memang cukup membuat takut.

Di rumah kami juga membuat tandon, berisi  air untuk cuci tangan di depan rumah beserta sabun. Agar yang bertamu atau bertandang di rumah, mencuci tangannya terlebih dahulu. Saling menjaga dan saling memperingatkan adalah hal yang paling penting. Bahkan kami menahan bapak agar nggak keluar rumah bersepedaa. Biasanya setiap pagi beli jalan-jalan dengan bersepeda dan nongkrong di warung untuk sarapan. Semenjak adanya pandemi, kami  mengingatkan bapak terus untuk tidak keluar rumah lebih dahulu. Awalnya sih beliau membandel, tapi akhirnya lambat laun beliau menyadari karena semakin banyak yang terkena dan juga tenaga kesehatan yang gugur ketika berjuang di garga depan. Sudah saatnya kita mawas diri, menahan diri agar tidak egois. Mungkin inilah penerapan physical distancing yang kami lakukan. Bagaimana dengan kalian? Shre yuk!



#BPNRamadan2020

Related Posts

Posting Komentar